Rabu, 06 Juni 2012

Berkumpul atau bersekutu??

  Umat Kristiani hari ini bukanlah suatu hal yang aneh. Meski umat Kristiani memliki jumlah yang minoritas di negara ini, akan tetapi menemukan umat Kristiani bukanlah hal sulit. Begitu juga dengan gereja. menemukan gereja di negara ini juga tidak sulit, meski berbagai rintangan seringkali mencoba membatasi pembangunan gereja. Ternyata fakta membuktikan bahwa gereja terus berkembang, pelayan-pelayan Tuhan tak pernah lelah untuk bekerja dan terus membangun gedung bagi berkumpulnya umat Kristiani. Akan tetapi, bagaimana dengan kekristenan umat Kristiani? Apakah sama dengan gereja? Terus berkembang atau kini kekristenan mulai luntur kehilangan identitas dan hanya menjadi sebuah tanda pengenal?? Apakah gereja hari-hari ini telah berfungsi sebagaimana gereja telah dibentuk pada awal mulanya?? Pada kesempatan kali ini saya mencoba berbagi fenomena-fenomena yang saya rasa secara pribadi adalah pertanda turunnya standard kekristenan hari-hari ini.

  Gereja adalah tempat berkumpulnya orang-orang kristiani, dimana didalam tempat ini mereka bersekutu dan bersama-sama menjadi satu, memuji dan menyembah Allah kita yang luar biasa. Setujukah anda dengan pendapat saya ini?? Saya rasa kurang lebih anda akan setuju. Gereja pada awal mulanya bukan ditunjukkan pada sebuah gedung yang mewah besar dan lebar seperti yang kita lihat hari-hari ini. Akan tetapi gereja pada awalnya adalah sebutan bagi sebuah tempat dimana orang-orang kristiani berkumpul, bersekutu dan memuji Allah. Tidak peduli dimanapun tempat itu, dimana mereka berkumpul tempat itu disebut gereja. 
Lalu hal yang ingin sedikit saya bagikan adalah apakah benar hari-hari ini gereja menjadi sebuah tempat bagi kita berkumpul, bersekutu, dan memuji Allah?? Ataukah gereja hari ini hanya menjadi sebuah rutinitas dimana bila kita ingin beribadat kita akan pergi kegereja, kemudian kita berdoa, liturgi atau susunan acara dimulai, kita bernyanyi mendengarkan khotbah dan kemudian pulang kerumah masing-masing?? Lalu pertanyaannya yang patut dipertanyakan adalah dimana letak kita bersekutunya?? Dimana letak kita  bersatu berkomunikasi dan bersosialisasinya?? Apakah Tuhan hanya ingin kita datang dan pergi begiitu saja?? Atau Tuhan ingin kita berkumpul, bersosialisasi, berbagi dengan saudara-saudara seiman kita?? Bila kita ingin mengetahuinya tentu saja kita harus belajar pada gereja mula-mula, dimana ternyata pada gereja mula-mula terjadi sesuatu yang berbeda pada gereja hari-hari ini. Dimana gereja mula-mula ternyata memliki kasih, mereka berkumpul bersama, berdoa, dan juga berbagi apa yang mereka miliki. Alkitab mencatat bahwa tiap harinya selalu ada orang yang membagikan hartanya, menjualnya dan berbagi bersama saudara seiman dan jumlah mereka meningkat dengan dahsyat. Dari hal ini maka terlihat bahwa gereja mula-mula tidak hanya berkumpul, tetapi mereka membentuk sebuah komunitas dimana mereka mempraktekkan kasih yang menjadi kunci utama ciri orang kristiani, dimulai dari sesama saudara seiman hingga ke seluruh manusia dibumi. Mereka membentuk sebuah ikatan, bukan hanya bersekutu, tapi menjadi saudara seiman dalam Yesus Tuhan. 
  Akan tetapi realita hari-hari ini bukanlah seperti itu yang terjadi pada gereja. Gereja kini tidak jarang hanya menjadi tempat ibadat saja, dimana jemaat datang duduk dan ketika ibadat telah selesai dengan cepat semua jemaat akan menghilang dalam hitungan menit, dan gereja segera menjadi tempat yang sepi tidak lama kemudian. Menjadi saksi bahwa beberapa menit yang lalu banyak orang kristiani berkumpul akan tetapi dengan tempo singkat telah menghilang. Tidak ada satu ikatan, tidak ada rasa saling berbagi. Datang berdoa dan pergi. Sungguh suatu hal yang ironi. Bahkan untuk hal yang kecil tidak jarang kita menemukan ketika jemaat saling bersalaman, mereka hanya mau bersalaman bagi golongan atau teman mereka sendiri, dan selebihnya mereka tidak mau atau ingin bersalaman dengan saudara yang mungkin ada didepan atau sisi kiri-kanan mereka. Apakah itu orang-orang kristiani?? Bahkan ada juga gereja 1 jam. Dimana jemaat datang beribadat dan pulang dalam waktu 1jam. Mungkin karena terbatasnya waktu sehingga kita tidak memliki waktu lagi untuk berbagi bersama membentuk sebuah angkatan yang takut akan Tuhan. Beberapa beralasan bahwa kita tidak berkumpul bersama karena ada waktu lain dimana dalam kegiatan gereja itu kita bisa berkumpul bersama, bukan ketika beribadat. Yah hal itu benar juga, tapi tidakkah kita sadari berapa persen orang yang saling berkumpul dalam waktu tertentu? Bukankah hanya sedikit? Dan bila kita sadari, kita hanya akan menemukan orang yang sama yang berkumpul dan bersekutu dikegiatan yang berbeda-beda, dan lebih dari pada itu sebagian besar jemaat tidak kita temukan kecuali hanya dalam suatu ibadat.

  Ini adalah salah satu hal yang ingin saya bagikan. Mungkin ada beberapa orang yang bertanya seberapa pentingkah ini?? Bukankah kita sudah beribadat kita sudah bergereja gak kumpul-kumpul atau mengenal saudara-saudara kita juga tidak masalah yang penting sudah berdoa. Dengan tegas saya tidak setuju dengan anda. Hal ini sangat penting! Seseorang disebut sebagai seorang kristiani bukan karena ia rajin beribadat akan tetapi karena memiliki kasih dan iman tanpa perbuatan adalah mati. Kita pengikut Kristus dan kita harus mempunyai sifat yang sama dengan Allah kita.
   Semoga di hari-hari yang semakin jahat ini, kasih di antara orang-orang percaya tidak menjadi dingin, dan semoga kita mulai mau membentuk komunitas yang sehat dimana kita dapat saling menguatkan dan berbagi tanpa memandang siapa kita atau darimana latar belakang kita.



Kiranya artikel ini memberkati saudara, berikan masukkan anda pada kolom komentar.

2 komentar:

  1. hanya kasih refrensi buku ...."BAHAYA IBADAH SEJATI"...bagus bob :)

    BalasHapus